Breaking

Rabu, 23 September 2020

Indonesia Harus Upgrade Teknologi Tahan Gempa agar Tak Rugi Rp 22,8 Triliun per Tahun



 Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum serta Perumahan Rakyat (PUPR), Danis Hidayat Sumadilaga, menyorot situasi geografis Indonesia yang rawan pada musibah alam.


Ia menjelaskan, keadaan itu seolah jadikan Indonesia untuk supermarket musibah alam seperti gempa, hingga harus tidak untung triliunan rupiah karena kerusakan infrastruktur.


"Kerugian yang dialami karena musibah besar sekali, baik korban jiwa, kerusakan bangunan serta infrastruktur atau kerugian finansial. Selama 2000-2016, bila dirata-rata kerugian ekonomi langsung karena musibah alam tiap tahunnya capai Rp 22,8 triliun," tutur Danis dalam lokakarya virtual, Megastruktur serta Infrastruktur Tahan Gempa Indonesia Karya Anak Bangsa, Kamis (24/9/2020).


Danis memandang, jumlahnya kerusakan berat karena gempa mengisyaratkan jika bangunan-bangunan itu belum mengaplikasikan standard kegempaan dengan cara benar dan baik.


Disamping itu, dia memberikan tambahan, rusaknya infrastruktur ikut mengakibatkan terputusnya akses hingga makin mempersulit proses rehabilitasi serta rekonstruksi saat musibah.


"Karena itu tehnologi konstruksi tahan gempa sangat dibutuhkan untuk menjawab rintangan pengurangan efek musibah karena gempa," tambah ia.


Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR pada 2020 ini sudah menyelesaikan beberapa Standard Nasional Indonesia (SNI) di bagian susunan serta konstruksi bangunan.


Dapatkan Bonus Dan Jackpot besar di KING88BET Diantaranya SNI 1726Banyaknya kerusakan berat karena gempa mengisyaratkan jika bangunan-bangunan itu belum mengaplikasikan standard kegempaan dengan cara benar dan baik. 2020 mengenai tata langkah rencana tahan gempa untuk susunan bangunan gedung serta non-gedung, dimana itu mengacu pada peta serta sumber bahaya gempa tahun 2017.


Diinginkan Danis, SNI bagian susunan serta konstruksi itu bisa tingkatkan ketahanan konstruksi dalam hadapi bahaya gempa.


"Tetapi SNI itu tidak cukup untuk tingkatkan ketahanan infrastruktur. Kita membutuhkan ketahanan tehnologi eksperimen gempa untuk tingkatkan kualitas, cara serta waktu pembuatan sampai ongkos konstruksi," pencet ia.


Kementerian Pekerjaan Umum serta Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mempersiapkan pembangunan infrastruktur pengontrol banjir membuat perlindungan Lapangan terbang New Yogyakarta Internasional Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo, Wilayah Spesial Yogyakarta (DIY).


Presiden Joko Widodo sudah resmikan Lapangan terbang YIA pada 28 Agustus 2020, dengan keinginan jika lapangan terbang ini akan membuat dampak berganda (multiplier effect) buat perkembangan ekonomi di teritori sekelilingnya, terutamanya bagian pariwisata, termasuk juga Teritori Taktiks Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur.


Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan, pembangunan infrastruktur pada tiap KSPN diperkirakan dengan cara terintegrasi baik pengaturan teritori, jalan, pengadaan air baku serta air bersih, pengendalian sampah, sanitasi, serta pembaruan tempat tinggal masyarakat lewat satu gagasan induk pembangunan infrastruktur.


Disamping itu, perkembangan iklim jadi rintangan dalam pengendalian sumber daya air di Indonesia. Perubahan serta perkembangan waktu musim hujan serta kemarau, dan skema hujan dengan waktu pendek tetapi intensitasnya tinggi sering menyebabkan banjir.


"Usaha pengendalian musibah, termasuk juga banjir adalah tanggung jawab kita bersama-sama. Dalam penerapan mitigasi serta pengurangan efek musibah, implikasi tehnologi penting seperti beberapa tehnologi yang telah ditingkatkan Kementerian PUPR contohnya, bendungan pengontrol banjir, sabo dam, jembatan bailey, serta rumah tahan gempa," kata Menteri Basuki, Selasa (8/9/2020).


Dalam kurangi efek banjir Lapangan terbang YIA, Kementerian PUPR lewat Balai Besar Daerah Sungai (BBWS) Serayu Opak, Ditjen Sumber Daya Air membuat beberapa prasarana pengontrol banjir pada Wilayah Saluran Sungai (DAS) Bogowonto serta Serang.


Suport infrastruktur dilaksanakan dengan cara terintegrasi dari mulai pembaruan/normalisasi tubuh sungai, kenaikan kemampuan sungai, pembangunan skema drainase, sodetan, kolam penyimpanan, rumah pompa sampai bangunan penahan air (longstorage).


Keperluan ongkos pembangunan pengontrol banjir Lapangan terbang YIA diprediksikan capai Rp 1,6 triliun yang dianggarkan dengan cara Multi Years Contract (MYC) 2020-2022. Intimidasi banjir Lapangan terbang YIA disebabkan kemampuan aliran drainase di seputar tidak dapat memuat debet banjir Sungai Bogowonto serta Serang. Ada dua cara perlakuan oleh BBWS Serayu Opak yaitu pembangunan skema drainase serta pengaturan debet sungai.


Untuk skema drainase salah satunya dilaksanakan kenaikan kemampuan Kali Deres, Kali Carik Barat, sodetan Kali Turi, serta Longstorage Ledeng. Selanjutnya untuk pengaturan banjir pada Sungai Bogowonto serta Serang salah satunya dilaksanakan pengerukan serta perluasan jalur Sungai Jaelantara, Plumbon, serta Deres.